Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara mengadakan Kegiatan Forum Masyarakat Literasi Indonesia Sumatera Utara Tahun 2018 berlangsung di Hotel Antares Medan pada Selasa (20/03/2018).
Acara ini dihari oleh pegiat literasi, pengelola perpustakaan, pengelola taman bacaan, pustakawan, guru dan mahasiswa. Lebih dari 100 orang peserta ini datang dari 4 kabupaten/kota di Sumatera Utara yaitu Kota Medan, Deli Serdang, Langkat dan Binjai.
UPT Perpustakaan UMSU mengutus dua orang staffnya pustakawan Chichi Adrian, S.Sos bersama Dewi Fitrawati, S.Ag untuk ikut menjadi peserta pada kegiatan tersebut didampingi adik-adik relawan perpustakaan UMSU.
Literasi adalah kemampuan dalam mengakses, memahami dan menggunakan informasi secara cerdas.
Tujuan acara yang memberikan gambaran pentingnya literasi ini dibuka oleh Bapak Ferlin H. Nainggolan selaku Kadis Perpustakaan dan Arsip Sumatera Utara.
Sumatera Utara adalah provinsi ke-4 dari 34 provinsi di Indonesia telah mendeklarasikan diri sebagai Provinsi Literasi. Deklarasi dicanangkan oleh Gubernur Sumut, Tengku Erry Nuradi dan Kemenristek Dikti pada 2 Mei 2017 lalu dengan visi menjadikan literasi di Sumut semakin meningkat sehingga secara langsung diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan daya saing sumber daya manusia Sumatera Utara.
Kegiatan Forum Masyarakat Literasi ini diisi oleh empat orang narasumber. Kadis Perpustakaan dan Arsip Provsu, Bapak Ferlin sebagai pemateri pembuka membawakan materi Membangun Keterampilan Literasi di Sumatera Utara.
Ferlin mengatakan Dinas Perpustakaan dan Arsip Sumatera Utara membuka diri untuk masyarakat misalkan perpustakaan sekolah-sekolah yang ingin belajar tentang pengelolaan perpustakaan. Karena perpustakaan sekolah masih sangat kurang diperhatikan, baik tempatnya maupun koleksi buku-bukunya.
Bapak Miskun, Ketua Forum Masyarakat Literasi Langkat, membawakan materi kedua berjudul Membangun Keterampilan Literasi di Sumatera Utara, bahwa deklarasi Sumatera Utara sebagai Provinsi Literasi adalah upaya merubah karakter penduduk Sumatera Utara untuk gemar membaca.
Agus Marwan, Sekjen Forum Masyarakat Literasi Sumatera Utara, pemateri ketiga dengan materi memperkuat Sumut Provinsi Literasi Melalui Jejaring Komunitas Literasi. Tiga tantangan besar sehingga pentingnya literasi dibangun yaitu adanya kompetisi global, teknologi informasi dan komunikasi yang sangat berkembang, dan the lost of karakter (hilangnya karakter) anak-anak bangsa.
Mengapa literasi penting?
- Abad 21 adalah abad informasi, siapa yang menguasai informasi akan unggul.
- Semua mata pelajaran menghasuskan siswa mampu membaca dengan baik.
- Literasi membantu siswa memahami teks lisan, tulisan, audio maupun gambar.
- Semakin baik literasi siswa semakin baik pula prestasi belajarnya.
Karena pemerintah tidak dapat bekerja sendiri, dengan membangun jejaring/komunitas berbagai bentuk kegiatan literasi dapat diwujudkan. Contohnya di Langkat ada Gerakan Langkat Pintar (GLP) menyediakan lapak baca, membuka kelas inspirasi langkat, wara-wiri, senandung literasi dll. Formalsu (Forum Masyarakat Sumatera Utara) sebagai komunitas pegiat literasi mendorong komunitas-komunitas taman bacaan demi menumbuhkan budaya minat baca masyarakat. Semakin banyak taman bacaan akan semakin bagus.
Asrul Anwar, Ketua Forum Masyarakat Literasi Binjai, pembicara keempat dengan judul Pemanfaatan Perpustakaan Melalui Gerakan Literasi Nasional. Keluarga, sekolah dan masyarakat adalah tiga unsur yang tidak dapat dilepaskan. Asrul lebih menekankan pada tujuan gerakan literasi. Suatu gerakan tentu ada hasil yang ingin dicapai yaitu mencerdaskan, melahirkan peradaban yang beradap, smart, cerdas, tidak korupsi, tidak mengambil hak orang lain, tidak menghina lain golongan dan lain-lain.