Awalnya pustaka bergerak membangun akses, dan mendistribusikan buku dengan kuda, perahu, motor, bahkan berjalan kaki seperti yang baru-baru ini viral yakni ibu-ibu dari Desa Karangansyar, Banyumas dengan jalan kaki membawa buku untuk bisa dibaca masyarakat.
Demikian disampaikan Pendiri Pustaka Bergerak Nirwan Ahmad Arsuka pada Rapat Koordinasi Nasional Bidang Perpustakaan Tahun 2019 yang menghadirkan penggiat literasi Indonesia, di Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan, Jumat (15/3).
Dia mengatakan, perpustakaan bergerak memiliki tujuan menjangkau masyarakat dan pustaka bergerak merupakan jaringan masyarakat madani yang secara sukarela bekerjasama membangun kekuatan dan kemandirian masyarakat lokal, lewat pengerahan pengetahuan bermutu ke seluruh penjuru khususnya masyarakat yang terisolir secara geografis dan terpencil secara sosial.Hal ini bisa membangun dan menjadi kekuatan ekonomi.
“Teman-teman relawan dalam pergerakan yang paling banyak awalnya dibantu oleh media luar negeri. Media dalam negeri belum memperhatikan karena mungkin tidak menarik. Tetapi, setelah diberitakan media-media luar negeri seperti BBC London, NHK Jepang dan Al Jazeera. Akhirnya, media dalam negeri ikut meliput dan menjadi viral di mana-mana. Ditambah lagi peran Duta Baca Indonesia, Najwa Shihab ikut mendorong dan memviralkan kegiatan. “Dari situ akhirnya presiden mengundang bertemu dan sekitar 30 relawan di undang ke istana. Presiden pada kesempatan itu menyampaikan apa yang bisa dilakukan untuk membantu gerakan literasi,” ucap Nirwan.
Melihat peluang, dirinya yang mengaku pusing buku-buku sulit distribusi ke pelosok negrei meminta kepada Presiden Jokowi untuk menggratiskan pengiriman buku dalam satu kali setiap bulannya.
“Pak Presiden Jokowi langsung menyetujui. Tidak ada nanya, langsung ditempat itu beliau menelpon Menteri BUMN dan pada Mei melalui PT Pos digratisikan pengiriman buku. Ini sangat membantu relawan dalam pengiriman buku-buku ke seluruh penjuru di Indonesia. Hal ini sudah 20 bulan dilakukan,” katanya.
Menurutnya, tidak hanya titipan buku, tetapi terkadang ada titipan motor dan hal itu dilakukan dengan menggunakan perusahaan kargo ke sumatera dan seluruh Indonesia.
Pustaka bergerak berharap agar anggaran buku jangan diganggu lagi karena diambil sebagian untuk menanggulangi pengiriman buku gratis tersebut. “DPR RI melalui Komisi X yang sudah mendukung gerakan literasi tentunya bisa dimasukkan di APBN. Maka, pengiriman buku semakin masif dan gerakan literasi semakin membesar dan bagaimana memilih buku-buku terbaik. Kita harus selekstif mengirimkan buku ke Indonesia,” katanya.
Untuk menjaga mutu buku, Pustaka Bergerak sudah membangun kerja sama dengan Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) dan sudah disetujui untuk membuat gerakan penurunan buku sampai separoh dari harga buku yang beredar. Bentuknya yakni warung online dan pustaka desa.
“Pustaka desa ini menyediakan buku-buku yang murah dibandingkan di toko-toko buku. Dengan cara begini kita menolong desa yang memiliki anggaran desa untuk membeli buku yang terseleksi dengan baik dan bisa dikirim biaya yang ditanggung biaya desa,” katanya.
Di Indonesia ada 82.505 desa/kelurahan. Kalau 81.000 membelanja 2 persen saja dari dana desanya maka ada Rp16 triliun dana bergerak untuk industri buku di Indonesia dan ini akan memengaruhi pergerakan industri buku di Indonesia. “Penulis pun akan kebagian royalti sekitar Rp250.000.000. Bisa dibayangkan efek dari gerakan ini jika bergerak dengan baik. Bukan hanya warga desa mendapat buku yang baik tapi penulis akan mendapat royalti yang bagus sehingga kehidupan literasi membaik,” katanya
Dia menambahkan, gerakan pengerahan pengetahuan bermutu, yang menerbangkan buku-buku melintasi langit khatulistiwa, mengalami peningkatan. Menurut data PT. Pos Indonesia, program pengiriman buku gratis setiap tanggal 17 setiap bulannya mencapai 48.608 koli dengan berat total 312.437 kilogram. Ini menunjukkan, gerakan pengerahan pengetahuan bermutu berhasil menumbuhkan nasionalisme baru berbasis ilmu pengetahuan.
Dirinya yakin selama buku-buku yang tersedia memiliki mutu dan kemudahan akses informasi yang terpercaya, gerakan pengerahan pengetahuan niscaya menunjukkan pengaruh positif pada peningkatan minat baca dan kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat.
Ketua Umum PP Forum Taman Bacaan Masyarakat Periode 2015-2020, Dr. Firman Hadiansyah, M. Hum mengatakan, magnet gerakan literasi masyarakat menjadi perhatian para capres. Pasangan Joko Widodo-KH Ma’ruf Amin memiliki visi-misi untuk literasi yakni “Mempercepat Gerakan Literasi masyarakat dengan memperbanyak perpustakaan dan taman-taman baca, serta pemberian insentif bagi industri perbukuan nasional”. Sedangkan pasangan Prabowo-Sandi memiliki visi-misi “Membangun perpustakaan dan taman-taman bacaan untuk mendorong gerakan literasi masyarakat”