Beberapa waktu yang lalu tepatnya tanggal 13-14 Februari 2018 salah seorang pustakawan perpustakaan UMSU, Nurhidayah, S.Sos, diutus untuk menghadiri undangan seminar di Universitas Muhammadiyah Banda Aceh, yaitu seminar pelatihan otomasi dan pelayanan mandiri berbasis RFID. Ilmu berharga apa saja yang didapat dari seminar pelatihan tersebut, berikut ini laporannya…
*************************************
Perpustakaan yang besar adalah perpustakaan yang mempunyai lokal konten. Maksud dari istilah ini adalah walaupun dari segi bangunan perpustakaan tersebut tidak terlalu besar tetapi memiliki lokal konten yang banyak yang bisa dimanfaatkan oleh penggunanya. Contohnya apabila perpustakaan tersebut mempunyai sebuah website, alangkah baiknya apabila website tersebut ingin sering dikunjungi, salah satu syaratnya website tersebut haruslah memiliki visibilitas dan aksesibilitas yang baik pula, salah satu caranya adalah bisa di indeks oleh google dan tentunya jangan lupa untuk dipromosikan sehingga banyak orang yang tahu.
Sekilas di atas adalah pembukaan yang disampaikan oleh Bapak Dr. Taufiq Abdul Gani, S.Kom, M.Eng,Sc pada seminar pelatihan otomasi dan pelayanan mandiri berbasis RFID di Universitas Muhammadiyah Banda Aceh yang dilaksanakan pada 13-14 Februari 2018.
Apa ya RFID itu ?
RFID (Radio Frequency Identification ) adalah sebuah teknologi menggunakan gelombang radio untuk menyampaikan informasi antara pembaca dan tag. Sehingga memungkinkan pengambilan data tanpa harus bersentuhan seperti barcode. RFID digunakan untuk menjalankan dua fungsi sekaligus yaitu sebagai identifikasi dan sebagai pengaman buku.
Pada seminar kali ini agar lebih mengetahui mengenai RFID yaitu dengan diadakannya library tour ke Perpustakaan Unsyiah Banda Aceh karena perpustakaan tersebut telah menggunakan layanan peminjaman dan pengembalian buku berbasis RFID.
Gambar berikut ini merupakan tag RFID yang digunakan.
Tag RFID tersebut diletakkan di belakang buku kemudian ditutupi dengan kertas lagi agar tidak diketahui oleh mahasiswa. Setiap buku ditempeli tag agar bisa dibaca oleh reader
Terlebih dahulu pustakawan menginput data buku melalui aplikasi tags utilities yang sudah terunduh di komputer dilengkapi dengan papan encode agar data buku teridentifikasi.
Perpustakaan Unsyiah Banda Aceh memiliki ruang server khusus yang beroperasi 24 jam non stop. Ruang server tersebut digunakan untuk mendukung kebutuhan perpustakaan yang berkaitan dengan teknologi-teknologi yang ada di Perpustakaan Unsyiah termasuk Middleware yang digunakan untuk RFID diletakkan di ruang server ini.
Dengan adanya RFID juga dapat mempermudah staf perpustakaan untuk mengetahui letak buku yang tidak sesuai dengan rak nya yaitu menggunakan alat scanning mobile. Sangat bermanfaat untuk mngecek buku yang nyasar di rak lain dan mempermudah apabila perpustakaan mengadakan stock opname.
Dengan sudah dilakukannya semua proses penginputan data berbasis RFID, mahasiswa sudah bisa melakukan peminjaman dan pengembalian buku secara mandiri menggunakan mesin peminjaman dan pengembalian mandiri berbasis RFID.
Dengan menggunakan mesin peminjaman mandiri mahasiswa dapat meminjam buku dengan mengisi data anggota dan kemudian meletakkan buku yang ingin dipinjam pada papan encode tag RFID yang ada pada mesin peminjaman mandiri tersebut dan struk peminjaman buku akan keluar dari mesin peminjaman tersebut sebagai bukti bahwa telah meminjam begitu juga pada layanan pengembalian buku.
Adanya sistem otomasi dan pelayanan mandiri berbasis RFID di perpustakaan yang merupakan bagian terpenting dari sebuah institusi pendidikan bukan lagi dipandang sebagai hal yang kecil dan hanya sebatas gaya-gayaan tetapi sudah merupakan kebutuhan mendasar karena kemajuan teknologi yang sudah semakin berkembang yang bilamana bila kita tidak update atau melek teknologi akan tertinggal.
Sejalan dengan ungkapan diatas, pada kunjungan tim asesor beberapa waktu yang lalu ke perpustakaan UMSU sempat menanyakan tentang perpustakaan UMSU “apakah sudah menyediakan fasilitas pemesanan dan perpanjangan buku secara online oleh pemustaka?”, perpustakaan UMSU belum menyediakan fasilitas tersebut. Tim asesor mengungkapkan bahwa tertinggal bila tidak mengikuti teknologi. Hal ini tetap menjadi poin penting penilaian pada akreditasi prodi maupun perguruan tinggi, sebagaimana halnya dengan e-jurnal yang harus dilanggan.
Perpustakaan UMSU terus berupaya mengejar ketertinggalan sebagai upaya menjadikan UMSU sebagai perguruan tinggi yang unggul, cerdas dan terpercaya, sebagai buktinya saat ini perpustakan UMSU sudah menyediakan fasilitas pemesanan dan perpanjangan buku langsung dari website ini. Sehingga memudahkan pemustaka yang tidak perlu repot lagi mencari buku dirak karena sudah memesan dahulu sebelumnya, begitupun bagi pemustaka yang tidak sempat datang ke perpustakaan dapat memperpanjang peminjaman buku dari rumah.
Sebagai penutup, Nurhidayah, S.Sos yang mewakili perpustakaan UMSU pada seminar tersebut berharap dengan adanya seminar tersebut diharapkan Perpustakaan UMSU dapat menerapkan kemajuan teknologi berbasis RFID ini untuk memberikan pelayanan prima kepada pemustaka sehingga lebih memudahkan pemustaka dalam melakukan peminjaman dan pengembalian buku. Salam literasi.